CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Sabtu, 28 Juni 2008

tentang surat dari Idham

Idham wrote [06/27/2008 11:15 pm]:

Kepulanganmu, sudah tinggal menghitung hari. Readaptasi sudah harus kau persiapkan. Ingat bahwa readaptasi akan lebih susah dibanding adaptasi. Karena pada readaptasi, orang telah melihat dan tahu siapa kamu sebelumnya. Sehingga kadang-kadang orang menuntut Aufa yang sama seperti dulu ia kenal.

Namun saya yakin bahwa Aufa bisa mengatasinya dengan baik. Baiklah, sampai jumpa nanti di pondok.

Can't wait to have your hands on taking care of your friends.

Can't wait to have your contribution on your ALMA.

Be enlightening revolutionary for ALMA, ISLAM n INDONESIA!



Aufannuha wrote [06/28/2008 08:22 am]:

Segalanya berubah, Dham. Kalau orang-orang menuntut aku jadi "aku" yang dulu, mungkin keadaannya akan lebih buruk dari sekarang. Masalahnya, dulu, kalau benar-benar diperhatikan, aku bukan termasuk siswa yg rajin, selalu terlambat, ga' pernah ngerjain pr, ga' pernah nyuci baju, utangan, klowor, suka mbentak guru, ngrokokan, amburadul, berontak sama aturan.....

Dan, kalau aku tetap jadi "aku" yang dulu, mungkin orang-orang akan berpikir: "Piye tho? Seko Amerika malah kelakuane isih koyo mbiyen....".

Di satu sisi, I like the way I was (and I know I want to be that way), but if it has to be done, there's burden that I have: my AFS, the understanding of the people about what I've done. It's not that simple for me.

Jalan pikiranku juga berubah. Dulu, aku berada di antara konservatif dan moderat. Sekarang, aku beralih di antara moderat dan liberal. Dham, semuanya berubah. Tapi aku masih mau jadi "aku" yang dulu.

Sometimes I don't give a crap what people think about me, Dham. I am what I wanna be, not because of him, or her, or anybody. Cowards do that and they're not me. I'm better than them!

Dham, aku kangen kamu....

Selasa, 24 Juni 2008

aku kangen

Aku kangen teman-teman, Silah sama Ipul, masih ingat dulu kita sering banget ngerokok bareng di lantai lima asrama.

Aku kangen Pak Nur, Pak Mukhlisin, Idham, dan Pak Suryono yang dulu pernah ta' bentak-bentak di kelas.

Aku kangen mie jowo buatan Mbok Yem, es soda gembira di burjo tengah, gorengan di warung angkringnya Kang Agus, juga nasi kering tempe yang tiap pagi aku selalu utang.

Aku kangen Malioboro, Parang Tritis, Pojok Benteng Kulon, Kandang Menjangan, kuburan dekat lapangan krapyak yang biasanya dibuat pacaran sama santri-santri.

Aku kangen alma.com, rental dekat perempatan itu yang biasanya aku mangkal buat mbikin buletin "HEART", curhat masalah cewek sama Bang Arip, ngerjain Kobon, nggodain Syukron yang katanya mau mbikin buku, hadiah buat pacarnya tapi ga' jadi-jadi.

Aku kangen LKiS, buletin CORET di mana dulu sering nongkrong bareng anak-anak lain SMA buat diskusi masalah buku, cerpen dan puisi. Kangen Mas Najib Kailani yang selalu menyapa dengan pertanyaan bodohnya: “Gimana Fa? Suci apa Silvy?”

Aku kangen bacaan-bacaanku: Catatan Pinggir 1, 2, 3, 4, 5, 6, cerpen-cerpennya Seno Gumira Adjidarma, puisi-puisinya Iyut Fitra, Sutardji Calzoum Bachri, Al-Adzkar, Tafsir Jalalain, Bulughul Marom.

Tapi aku kok ga’ kangen Bapak-Ibu ya?


*(tulisan ini dibikin Juni 2008, Ohio, Amerika Serikat)

for Mrs. Wrobleski

Teaching is not only a job. But more than that, teaching is also called a process of knowing, understanding, and relationship between teacher and student. So when you are actually graduated, you cannot say: “He/she was my teacher”. You suppose to say: “He/she is my teacher”. Because no matter what happens, the Teacher has educated you for being a better person. And what honors we give to him/her after graduation? None of them! So, once a teacher is always be a teacher.

In Indonesia, we respect teacher so much. After class, we kiss the teacher’s hand (but of course boys cannot kiss woman teacher’s hand). At the holiday (Idul Fitr), we visit them in their home, give them greetings, and pray that they will always be okay, and so on.

I want to thank you to Mrs. Wrobleski. At the first time I came here and got the appendix, she sent a big green paper says: You’re “A”-mazing. The other friend in her government class wrote whishes so I could get back to school. Indeed, it was so touchy.

But unfortunately, I had to switch my Government class to other class because of little bit problem. So right now, I am not in her Government class anymore.

She is still my teacher, and always be my teacher. She even asked me to do a presentation about my country in her History class for freshman students in the middle of February. With this presentation, I hope that I can explain a lot of things because she said that most of students in U.S. don’t know anything about another country.

Thank you Mrs. Wrobleski….

kepada angkatanku

:anakanaksenja
serupa katakata
seorang saja,
takkan mampu membasuh luka masa
di antara bulir padi dan esok hari
hasratmu (yang katanya) mencari jati diri
mengapa, o, demi rerimbun mawar dan kuncup melati
merah darah dan putih yang suci
tiba kau pergi lama kembali?

“aku juga rindu sesimpang jalan di kotaku
tapi ada soalnya,
barangkali kepergian hanyalah awal mula”

dan tiadakah musim semi
akhir yang dekat
gugur dedaun, rerintik salju
cermin yang juga terpasang di dinding hatimu
bayang-bayang sepintas dan berlalu
: seperti catatancatatan
seperti baik dan buruk kenangan
seperti yang tak mati dalam memori
-lalu kau putar lagi, perlahan-

maka kita pun mendekap harap
mengais asa, juga alasan
di mana senyum dan tawa, senja sembilan kita
sebentar lagi berlabuh di keharuan
menuntaskan lapuk jarak dan rindu akanmu
namun perjalanan berakhir….

dan tak pernah sia-sia
sebab di penghujung musim semi
sesuatu berlalu dan memula

16 Maret 2008