CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Minggu, 11 November 2007

surat

pada siapa kutulis surat pertama
sedang perihku ditabur garam meluka

di sini
rindu menuntas reguk dahaga
(bukankah rasa kehilangan bertumpuk
‘tika jasadmu jauh
dan kenangan tak lapuk-lapuk)

aku bercerita tentang sebuah negeri yang kaya yang lebih dari tujuh belas ribu jumlah pulaunya yang lebih dari tujuh ratus tiga puluh satu bahasa yang lebih dari tiga ratus enam puluh macam sukunya aku bertutur indah dan semua mata terpana aku bercerita akan bangsa yang gemah ripah yang ramah dan murah senyum rakyatnya aku terus saja lantang sedang katakata menuntas makna hingga mulut mereka ternganga terkagum benarkah negeri orang muda ini adanya
tentu aku bungkam akan gempa dan ombak besar itu diam meski tahu sebentar lagi satu pulau terbenam banjir yang bukan air bisu bahwa di utara sana ada yang saling cabutmencabut nyawa karena agama aku tertunduk lesu mengingat berapa banyak hutang itu betapa banyak yang salah tuju hingga lapar adalah kawan dahaga jadi lagu yang didendangkan orangorang aku tak ingin bilang di negeriku kalau kau miskin maka kau tak boleh sekolah dan sakit

aku mencintaimu
lebih dari sekedar merasa satu bagian
atau rasa memiliki
atau serupa identitas belaka
yang tak selalu menetap dan diam

aku mencintaimu, Indonesiaku


// ohio, september 2007